Persebaran Islam di Indonesia
1.
Penyebaran Islam
(1200-1600)
Indonesia adalah Negara kepulauan
di Asia Tenggara, merdeka sejak 17 Agustus 1945. Penduduknya berjumlah 193 juta
jiwa (1990), dengan sekitar 88% penduduk menganut agama islam. Dengan demikian
penduduk muslim Indonesia merupakan yang terbesar di dunia.
Proses
Islamisasi
Sejak abad ke-7 diduga para musafir
dan pedagang muslim dari arab, Persia, dan India (Gujarat) telah memperkenalkan
islam di Nusantara. Hal ini dimungkinkan karena sejak abad ke-5, Samudera
Hindia telah menjadi kawasan yang berbahasa Arab.
Agama Islam masuk ke Indonesia pada
abad ke-13 M. Pendapat ini didasarkan
pada munculnya kerajaan Samudra Pasai yang bercorak Islam, pada abad ke 13 M.
·
Sumber masuknya Agama
Islam ke Indonesia di dapat dari :
Catatan
sejarah kerajaan cina masa Dinasti Tang, Catatan Chou ku-Fei (1178 M)
terdapatnya dua tempat yang menjadi komunitas orang-orang Ta-shih (Arab), Berita
Jepang (784) Pendeta Kansshim menemukan kapal-kapal posse dan Ta-sih K-uo, Marco
Polo (1292) catatan ini mengenai perjalanannya ke Sumatra, dan Berita Ibn
Batutah yang mengatakan bahwa Islam ada di Indonesia sejak abad ke-13 M.
·
Sebagian ahli
berpendapat bahwa proses masuknya Islam ke Indonesia tidak secara langsung
melihatkan bangsa Arab. Menurut Snouck Hurgronje, Islam dibawa ke Indonesia
oleh para pedagang Islam dari Gujarat (India)
Di abad 13 Masehi berdirilah kerajaan-kerajaan Islam
diberbagai penjuru Nusantara, yang merupakan moment kebangkitan kekuatan
politik umat khususnya didaerah Jawa ketika kerajaan Majapahit berangsur-angsur
turun kewibawaannya karena konflik internal. Hal ini dimanfaatkan oleh Sunan
Kalijaga yang membina di wilayah tersebut bersama Raden Fatah yang merupaka
keturunan raja-raja Majapahit untuk mendirikan kerajaan Islam pertama di pulau
Jawa yaitu kerajaan Demak. Bersamaan dengan itu mulai bermunculan pula
kerajaan-kerajaan Islam yang lainnya, walaupun masih bersifat lokal.
Pada abad 13 Masehi ada fenoma yang disebut dengan
Wali Songo yaitu ulama-ulama yang menyebarkan dakwah di Indonesia. Siapa saja
Wali Songo itu : Sunan Gresik, Sunan Ampel, Sunan Drajat, Sunan Bonang, Sunan Kudus, Sunan Giri,
Sunan Muria, Sunan Gunung Jati, dan Sunan Kalijaga.
Wali Songo mengembangkan dakwah atau melakukan proses
Islamisasinya melalui saluran-saluran:
·
Perdagangan
: Pada masa
itu, pada abad ke-7 hinggan ke-16 pedagang muslim yang berdagang ke Indonesia semakin bnyak sehingga
akhirnya membentuk pemukiman yang disebut pekojan. Dari tepat ini mereka
berinteraksi dengan masyarakat asli sambil menyebarkan agama islam.
·
Perkawinan
: Para
pedagang Islam banyak yang menikah dengan wanita pribumi. Sebelum perkawinan
berlangsung, wanita-wanita pribumi yang belum beragama Islam diminta
mengucapkan syahadat sebagai tanda menerima Islam sebagai agamanya.
·
Pendidikan : Penyebaran Islam melalui pendidikan dilakukan melalui
pesantren-pesantren, khususnya oleh para kiai. Disamping mengajar di pesantren-pesantren, para kiai
juga seringkali menjadi penasihat para raja atau bangsawan.
·
Tasawuf : Tasawuf adalah ajaran atau cara untuk mendekatkan diri
pada Tuhan. Ajaran tasawuf ini banyak dijumpai dalam cerita-cerita babad dan
hikayat masyarakat setempat.
·
Kesenian : Saluran penyebaran agama islam di Indonesia terlihat
pula dalam kesenian Islam, seperti peninggalan seni bangunan, seni pahat, seni
musik, dan seni
sastra.Hasil-hasil seni tersebut dapat dilihat pada mesjid-mesjid kuno di
Demak, Cirebon, Banten, dan Aceh.
Para ahli berpendapat bahwa Islam
masuk ke Indonesia melalui 2 jalur, yaitu: Jalur Utara = Damaskus - Baghdad -
Gujarat - Srilanka – Indonesia, dan Jalur Selatan = Yaman - Gujarat - Srilanka
- Indonesia
2.
Persebaran Islam Pada
Masa Kolonial
Pada
abad ke-17 masehi
atau tahun 1601
kerajaan Hindia Belanda datang ke Nusantara
untuk berdagang, namun pada perkembangan selanjutnya mereka menjajah daerah
ini. Belanda datang ke Indonesia dengan kamar dagangnya yaitu VOC, sejak itu hampir
seluruh wilayah Nusantara dikuasainya kecuali Aceh. Saat itu antara
kerajaan-kerajaan Islam di Nusantara belum sempat membentuk aliansi atau kerja
sama. Hal ini yang menyebabkan proses penyebaran dakwah terpotong.
Dengan sumuliayatul
(kesempurnaan) Islam
yang tidak ada pemisahan antara aspek-aspek kehidupan tertentu dengan yang
lainnya, ini telah diterapkan oleh para ulama saat itu. Ketika penjajahan
datang, para ulama mengubah pesantren menjadi markas perjuangan, para santri
(peserta didik pesantren) menjadi jundullah (pasukan Allah) yang siap
melawan penjajah, sedangkan ulamanya menjadi panglima perang. Potensi-potensi
tumbuh dan berkembang di abad ke-13 menjadi kekuatan perlawanan terhadap
penjajah. Ini dapat dibuktikan dengan adanya hikayat-hikayat pada masa kerajaan
Islam yang syair-syairnya berisi seruan perjuangan. Para ulama menggelorakan
jihad melawan penjajah Belanda. Belanda mengalami kewalahan yang
akhirnya menggunakan strategi-strategi:
·
Politik devide et
impera
·
Mendatangkan Prof. Dr. Snouk Cristian
Hourgonye alias Abdul Gafar,
seorang Guru Besar ke-Indonesiaan di Universitas Hindia Belanda, yang juga
seorang orientalis
yang pernah mempelajari Islam di Mekkah.
Di akhir
abad ke-19, muncul ideologi pembaruan Islam yang diserukan oleh Jamal-al-Din Afghani dan Muhammad Abduh.
Ulama-ulama Minangkabau yang belajar di Kairo, Mesir banyak berperan
dalam menyebarkan ide-ide tersebut, di antara mereka ialah Muhammad Djamil Djambek dan Abdul Karim Amrullah. Pembaruan Islam yang
tumbuh begitu pesat didukung dengan berdirinya sekolah-sekolah pembaruan
seperti Adabiah (1909), Diniyah Putri
(1911), dan Sumatera Thawalib (1915). Pada
tahun 1906, Tahir bin Jalaluddin
menerbitkan koran pembaruan al-Iman di Singapura
dan lima tahun kemudian, di Padang
terbit koran dwi-mingguan al-Munir.
3.
Kebangkitan Perkembangan
Islam Abad ke – 20
Awal abad 20 masehi, penjajah Belanda mulai melakukan
politik etik atau politik balas budi. Politik balas budi memberikan pendidikan
dan pekerjaan kepada bangsa Indonesia khususnya umat Islam tetapi sebenarnya
tujuannya untuk mensosialkan ilmu-ilmu barat yang jauh dari Al-Qur’an dan
hadist dan akan dijadikannya boneka-boneka penjajah. Di Indonesia tidak seluruh
masyarakat mendapat pendidikan, melainkan hanya golongan Priyayi (bangsawan),
karena itu yang menjadi pemimpin-pemimpin pergerakan adalah orang-orang yang
berasal dari golongan bangsawan.
Strategi perlawanan terhadap penjajah pada masa ini lebih
kepada bersifat organisasi formal dari pada dengan senjata. Berdirilah
organisasi Serikat Islam merupakan organisasi pergerakan nasional yang pertama
di Indonesia pada tahun 1905 yang mempunyai anggota dari kaum rakyat jelata
sampai priyayi dan meliputi wilayah yang luas. Tahun 1908 berdirilah Budi Utomo
yang bersifat masih bersifat kedaerahan yaitu Jawa, karena itu Serikat Islam
dapat disebut organisasi pergerakan Nasional pertama dari pada Budi Utomo.
Tokoh Serikat Islam yang terkenal yaitu HOS Tjokroaminoto
yang memimpin organisasi tersebut pada usia 25 tahun, seorang kaum priyayi yang
karena memegang teguh Islam maka diusir sehingga hanya menjadi rakyat biasa. Ia
bekerja sebagai buruh pabrik gula. Ia adalah seorang inspirator utama bagi
pergerakan Nasional di Indonesia. Serikat Islam di bawah pimpinannya menjadi
suatu kekuatan yang diperhitungkan Belanda. Tokoh-tokoh Serikat Islam lainnya
ialah H. Agus Salim dan Abdul Muis, yang membina para pemuda yang tergabung
dalam Young Islamitend Bound yang bersifat nasional, yang berkembang sampai
pada sumpah pemuda tahun 1928.
Dakwah Islam di Indonesia terus berkembang dalam
institusi-institusi seperti lahirnya Nadhatul Ulama, Muhammadiyah, Persis, dan
lain-lain. Lembaga-lembaga ke-Islaman tersebut tergabung dalam MIAI (Majelis
Islam ‘Ala Indonesia) yang kemudian berubah namanya menjadi MASYUMI (Majelis
Syura Muslimin Indonesia) yang anggotanya adalah para pimpinan
institusi-institusi ke-Islaman tersebut.
Problem Persebaran
1.
Para Wali harus terlebih dahulu
meyakinkan Para Raja dari setiap daerah sebelum menyebarkan agama Islam di
daerah tersebut.
Hal ini dibuktikan dengan :
” Menurut buku Babad Diponegoro yang dikutip Ruslan Abdulgani dikabarkan
bahwa Prabu Kertawijaya penguasa terakhir kerajaan Mojo Pahit, setelah
mendengar penjelasan Sunan Ampel dan sunan Giri bahwa maksud agama islam dan agama Budha itu sama hanya cara
beribadahnya saja yang berbeda,
akhirnya Raja Kertawijaya
tidak melarang rakyatnya untuk memeluk agama baru itu (agama islam), asalkan
dilakukan dengan kesadaran, keyakinan, dan tanpa paksaan atau pun kekerasan”
2.
Sulitnya masyarakat menghilangkan
kebudayaan Hindu dan Budha yang ada pada saat itu.
Hal ini dibuktikan dengan:
Adanya kelonggaran yang
diberikan oleh Wali Songo di Jawa terhadap pelaksanaan budaya-budaya dan adat
istiadat Hindu-Buddha yang biasa mereka lakukan.
3.
Persebaran Islam terhambat pada
massa Penjajahan Belanda.
Hal ini dibuktikan dengan:
a.
Ketika Belanda datang ke Indonesia dengan kamar
dagangnya yakni VOC, hampir seluruh
wilayah nusantara dijajah oleh Hindia Belanda kecuali Aceh. Sementara saat itu
antar kerajaan-kerajaan Islam di nusantara belum sempat membentuk aliansi atau
kerja sama. Hal ini yang menyebabkan proses penyebaran dakwah terpotong.
b.
Penggunaan strategi-strategi
Belanda sebagai berikut:
·
Politik devide et
impera, yang pada kenyataannya memecah-belah atau mengadu domba antara kekuatan
Ulama dengan adat contohnya perang Padri di Sumatera Barat dan perang
Diponegoro di Jawa.
·
Mendatangkan Prof. Dr.
Snouk Cristian Hourgonye alias Abdul Gafar seorang Guru Besar keIndonesiaan di
Universitas Hindia Belanda juga seorang orientalis yang pernah mempelajari
Islam di Mekkah, dia berpendapat agar pemerintahan Belanda membiarkan umat
Islam hanya melakukan ibadah mahdhoh (khusus) dan dilarang berbicara atau
sampai melakukan politik praktis. Gagasan tersebut dijalani oleh pemerintahan
Belanda dan salah satunya adalah pembatasan terhadap kaum muslimin yang akan
melakukan ibadah Haji karena pada saat itulah terjadi pematangan pejuangan
terhadap penjajahan.
Daftar Pusataka
Ensiklopedi Islam Jilid 2
Sejarah Kebudayaan Islam Kelas 2
SMA, Madrasah Aliyah
http://www.scribd.com/doc/43889448/Masuknya-Islam-Ke-Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar